Artikel Rohani Kristen
Psikologi dalam Gereja?
Pada saat saya
mengikuti kebaktian di sebuah gereja saya mendengar pendeta yang membawa firman
Tuhan pada saat itu berbicara mengenai psikologi yang berfungsi untuk
memperbaiki hidup manusia. Saya agak bingung dan bertanya-tanya dalam hati.
Apakah ...
pendeta ini mengerti bahwa psikologi itu sebuah pengetahuan sekuler yang
sesungguhnya tidak relavan dengan firman Tuhan. Jika disadari bahwa psikologi
itu sesungguhnya bukan untuk memperbaiki hidup manusia, tetapi justru
membuatnya mejadi semakin ruwet dan mengalami kebingungan. Kenapa tidak?
Psikologi itu tidak menyentuh hati, apalagi roh manusia. Psikologi hanya
menyentuh sedikit saja tentang jiwa manusia. Yang pasti psikologi tidak pernah
bisa menyelesaikan masalah manusia. Menimbulkan masalah baru, iya.
Bila sebuah gereja menyertakan
psikologi dan psikolog berpraktek dalam gereja untuk melayani jemaat yang
bermasalah merupakan sikap yang tidak relevan dengan alkitab. Masalah psikologi
tidak pernah dibicarakan oleh Tuhan dalam alkitab. Jika sebuah gereja atau
pendeta menerapkan psikologi atau menyertakan terapi psikolog dalam gereja
berarti gereja tersebut telah menyimpang dari ajaran alkitab. Alias gereja
tersebut tidak alkitabiah lagi. Psikolgi tidak bisa dikatakan rohani, tetapi
jiwani atau duniawi. Seorang hamba Tuhan dalam menjalankan pelayanannya hendaklah ia mendengarkan suara Tuhan sehingga apa yang ia jalankan dlam pelayanannya betul-betul berasal dari Tuhan. Seperti dikatakan Firman Tuhan: "Domba-dombaku mendenarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku," (Yohanes 10:27)
Kalau masih ada hamba Tuhan yang menerapkan psikologi dalam pelayanan di gereja berarti hamba Tuhan tersebut belum mengetahui banyak entang Firman Tuhan dan bila apa yang diterapkannya tersebut merupakan pikirannya sendiri amatlah berbahaya. Jika sebuah pelayanan di gereja tidak didasari oleh Firman Tuhan, apalagi tidak atas apa yang didengar dari Tuhan akan merupakan pelayanan yang menyesatkan baik bagi dirinya sendiri maupun untuk jemaat. pada hal, Firman Tuhan mengatakan: "Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di Sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu." (Ibrani 8:5)
Mungkin saja hamba Tuhan yang menerapkan pengajaran lain yang tidak sesuai firman Tuhan tersebut tidak diketahui atau tidak disadari bahwa dengan melakukan penyesatan terhadap jemaat Tuhan yang masih lemah itu akan menerima ganjaran berupa hukuman yang begitu mengerikan. sebaiknya setiap hamba Tuhan yang menjalankan tugas pelayanannya mengoreksi dan mengevaluasi setiap pelayanannya agar ia terhindar dari kesalahan penyesatan yang berakibat hukuman yang mengerikan itu. "Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini." (Lukas 17:2)
Bill Gilham, seorang
hamba Tuhan dari Amerika yang telah diurapi Tuhan luar biasa dalam pelayanannya
adalah seorang mantan Prof. Psikologi di sebuah Universitas terkenal di Amerika
Serikat. Pada awal pelayanannya, dia menerapkan ilmu psikologinya dalam
pelayanannya di gereja. Tetapi apa yang terjadi? Dia menemukan masalah demi
masalah dalam pelayanannya hingga suatu hari Tuhan mengingatkannya agar tidak
menggunakan ilmu tersebut dalam peyanan kerohanian. Pendek cerita, dia pun
membuang jauh-jauh ilmu psikologi yang pernah ia banggakan itu. Bayangkan,
betapa tragisnya bahwa apa yang dia geluti hingga dia menjadi seorang Guru
Besar Psikologi pada sebuah Universitas ternama harus dia buang layaknya sampah
yang tidak berguna. Menurutnya, psikologi itu tidak relevan dengan alkitab.
Untuk menghasilkan pelayanan yang berkenan di hadapan Tuhan harus murni dan fokus
pada Firman Tuhan. (Oktarina)