googlee10025ebf65670c5.html Pohon Tarbantin Kebenaran - Heldin Manurung: Psikologi DAlam Gereja?

VISI:

Menjadi Pohon Tarbantin Kebenaran (Yesaya 61:3)

MISI:

Mempersiapkan generasi yang siap menghadapi zaman akhir, dan siap sedia menyambut kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kalinya.

Menyampaikan kabar baik kepada orang sengsara, merawat orang yang remuk hati, memberitakan pembebasan kepada orang tawanan, orang yang terkurung kelepasan dari penjara, dan menghibur orang berkabung.

Puji Tuhan. Saudara bersama kami sekarang.

Tidak kebetulan saudara bersama kami saat ini. Tidak ada yang terjadi di luar pengetahuan Tuhan. Kami percaya Tuhan menghendaki saudara mengalami perubahan terhadap hidup dan kehidupan saudara. Tuhan ingin saudara mengenal Dia dengan benar, dan segala usaha dan upaya yang saudara lakukan selama ini tidak menjadi sia-sia karena pemahaman yang keliru dari maksud Firman Tuhan yang sesungguhnya. Tuhan tidak menghendaki saudara kecewa karena saudara merasa bahwa saudara telah berjalan pada kebenaran selama ini pada hal tidak demikian.

Mohon maaf bahwa kami tidak bermaksud mengkhotbai saudara. Kami tidak bermaksud bahwa kami lebih baik atau lebih pintar dari saudara. Kami hanya ingin berbagi dengan saudara tentang kebenaran yang kami peroleh dari Tuhan. Kami ingin memenuhi kerinduan saudara untuk memperoleh keutuhan hidup bersama Tuhan Yesus Kristus. Kami rindu untuk hidup bersama-sama dengan saudara sesuai dengan kehendak Yesus Kristus seperti yang Ia janjikan dalam Firman-Nya. Mari bertumbuh bersama di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Laman

Sabtu, 05 Maret 2016

Psikologi DAlam Gereja?

Artikel Rohani Kristen

Psikologi dalam Gereja?

Pada saat saya mengikuti kebaktian di sebuah gereja saya mendengar pendeta yang membawa firman Tuhan pada saat itu berbicara mengenai psikologi yang berfungsi untuk memperbaiki hidup manusia. Saya agak bingung dan bertanya-tanya dalam hati. Apakah ...
pendeta ini mengerti bahwa psikologi itu sebuah pengetahuan sekuler yang sesungguhnya tidak relavan dengan firman Tuhan. Jika disadari bahwa psikologi itu sesungguhnya bukan untuk memperbaiki hidup manusia, tetapi justru membuatnya mejadi semakin ruwet dan mengalami kebingungan. Kenapa tidak? Psikologi itu tidak menyentuh hati, apalagi roh manusia. Psikologi hanya menyentuh sedikit saja tentang jiwa manusia. Yang pasti psikologi tidak pernah bisa menyelesaikan masalah manusia. Menimbulkan masalah baru, iya.

Bila sebuah gereja menyertakan psikologi dan psikolog berpraktek dalam gereja untuk melayani jemaat yang bermasalah merupakan sikap yang tidak relevan dengan alkitab. Masalah psikologi tidak pernah dibicarakan oleh Tuhan dalam alkitab. Jika sebuah gereja atau pendeta menerapkan psikologi atau menyertakan terapi psikolog dalam gereja berarti gereja tersebut telah menyimpang dari ajaran alkitab. Alias gereja tersebut tidak alkitabiah lagi. Psikolgi tidak bisa dikatakan rohani, tetapi jiwani atau duniawi. Seorang hamba Tuhan dalam menjalankan pelayanannya hendaklah ia mendengarkan suara Tuhan sehingga apa yang ia jalankan dlam pelayanannya betul-betul berasal dari Tuhan. Seperti dikatakan Firman Tuhan: "Domba-dombaku mendenarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku," (Yohanes 10:27)

Kalau masih ada hamba Tuhan yang menerapkan psikologi dalam pelayanan di gereja berarti hamba Tuhan tersebut belum mengetahui banyak entang Firman Tuhan dan bila apa yang diterapkannya tersebut merupakan pikirannya sendiri amatlah berbahaya. Jika sebuah pelayanan di gereja tidak didasari oleh Firman Tuhan, apalagi tidak atas apa yang didengar dari Tuhan akan merupakan pelayanan yang menyesatkan baik bagi dirinya sendiri maupun untuk jemaat. pada hal, Firman Tuhan mengatakan: "Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di Sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu." (Ibrani 8:5)

Mungkin saja hamba Tuhan yang menerapkan pengajaran lain yang tidak sesuai firman Tuhan tersebut tidak diketahui atau tidak disadari bahwa dengan melakukan penyesatan terhadap jemaat Tuhan yang masih lemah itu akan menerima ganjaran berupa hukuman yang begitu mengerikan. sebaiknya setiap hamba Tuhan yang menjalankan tugas pelayanannya mengoreksi dan mengevaluasi setiap pelayanannya agar ia terhindar dari kesalahan penyesatan yang berakibat hukuman yang mengerikan itu. "Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini." (Lukas 17:2)


Bill Gilham, seorang hamba Tuhan dari Amerika yang telah diurapi Tuhan luar biasa dalam pelayanannya adalah seorang mantan Prof. Psikologi di sebuah Universitas terkenal di Amerika Serikat. Pada awal pelayanannya, dia menerapkan ilmu psikologinya dalam pelayanannya di gereja. Tetapi apa yang terjadi? Dia menemukan masalah demi masalah dalam pelayanannya hingga suatu hari Tuhan mengingatkannya agar tidak menggunakan ilmu tersebut dalam peyanan kerohanian. Pendek cerita, dia pun membuang jauh-jauh ilmu psikologi yang pernah ia banggakan itu. Bayangkan, betapa tragisnya bahwa apa yang dia geluti hingga dia menjadi seorang Guru Besar Psikologi pada sebuah Universitas ternama harus dia buang layaknya sampah yang tidak berguna. Menurutnya, psikologi itu tidak relevan dengan alkitab. Untuk menghasilkan pelayanan yang berkenan di hadapan Tuhan harus murni dan fokus pada Firman Tuhan. (Oktarina)